Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Korea Selatan Beberkan Rahasia Kelemahan Radar AESA KF-21 Boramae Indonesia

Korea Selatan Beberkan Rahasia Kelemahan Radar AESA KF-21 Boramae Indonesia



Berita Baru, News – Baru-baru ini, Korea Selatan membeberkan kelemahan fatal yang dimiliki radar AESA KF-21 Boramae Indonesia.

Meski memiliki segudang keunggulan yang ditakuti oleh Korea Utara, ternyata KF-21 Boramae Indonesia tak luput dari kelemahan.

Walaupun memiliki kelemahan, namun kini Indonesia dan Korea Selatan tetap fokus disibukkan dengan perakitan KF-21 Boramae.

Dikethaui, Indonesia dan Korsel akan melakukan penerbangan perdana KF-21 Boramae pada 6 Juni 2022.

Jadwal penerbangan perdana pun semakin dekat, Indonesia dan Korsel dituntut segera menyelesaikan prototipe KF-21 Boramae.

Segala persiapan harus disajikan dengan betulbetul matang dan sempurna, agar terhindar dari kecelakaan.

Mesin GE 414 KF-21 Boramae juga dipanasi berkali-kali, digeber sampai menghantam telinga untuk mengetahui sejauh mana performanya.

“Korea Aerospace Industries sedang mempercepat pengembangan prototipe KF-21 Boramae, pesawat tempur Korea yang dipromosikan KAI sebagai bisnis inti masa depan, evaluasi pilot dan uji kinerja injeksi dilakukan pada Unit 3,”

Rencananya setelah tes mesin dijalankan, selanjutnya akan diagendakan uji mengemudi jet.

“Setelah tes mesin selesai secara normal, kami berencana untuk melakukan tes mengemudi jet tempur di landasan mulai musim semi. Tes mengemudi di landasan pacu adalah tes di mana jet tempur tidak terbang tetapi berjalan dengan kecepatan tinggi di landasan,” kata The JoongAng.

“Seorang pejabat KAI mengatakan, ‘Ini adalah saat yang paling menegangkan’, mulai akhir Juni, uji terbang penuh akan dimulai,” tambahnya.

Sudah membuat Korut ketar-ketir, rupanya baru-baru ini Korsel mengungkapkan kelemahan fatal radar AESA KF-21 Boramae Indonesia.

Diketahui apabila radar AESA KF-21 Boramae bakal melorot performanya karena pengaruh medan operasi.

“Karena kinerja radar sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, seperti fitur topografi, maka perlu untuk menurunkan parameter sebanyak mungkin sebelum dipasang pada KF-21. Saya tahu bahwa tes dan peningkatan kinerja dan pekerjaan suplemen akan terus memeriksa apakah itu dapat secara akurat menangkap objek,” ujar seorang sumber insinyur KAI kepada donga.com pada 1 Februari 2021.

Hal tersebut pun menjadi peringatan bagi Indonesia dan Korsel agar menyempurnakan radar AESA KF-21 Boramae.

Meski begitu, KF-21 Boramae Indonesia masih memiliki segudang kelebihan yang begitu canggih.

Selain dapur pacu yang canggih, KF-21 Boramae ternyata juga dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan.

Hal itu memungkinkan KF-21 Boramae terbang dengan tingkat keselamatan yang tinggi.

“Sistem autopilot dan pelacakan medan otomatis dan penghindaran tabrakan memungkinkan KF-21 untuk terbang ke tujuan sambil menghindari tabrakan dengan menghitung ketinggian gunung dan kecepatan pesawat tempur dengan memasukkan koordinat saat terbang di ketinggian rendah di pegunungan,” tulis news.v.daum.net.

KF-21 Boramae juga akan diberi kemampuan mengoperasikan drone tempur siluman Kaori X.

“Tugas masa depan adalah pengembangan evolusioner KF-21. Ini adalah sistem tempur cerdas dan drone tak berawak siluman, yang sedang dikembangkan oleh Institut Penelitian Ilmu Pertahanan Korsel,” ujar Daum.

Untuk lini senjata, rudal anti kapal Naval Strike Missile (NSM) juga akan dipasangkan ke KF-21 Boramae.

“Saya akan mengatakan itu berjalan sangat baik dengan rudal udara-ke-udara. Tapi kami belum membuat banyak langkah di bidang rudal udara-ke-permukaan atau anti-kapal. Kami membutuhkan lebih banyak waktu,” kata seorang pejabat DAPA seperti dikutip dari Yonhap.

Tak cukup samapi disitu, KF-21 Boramae akan membawa rudal hipersonik HGV yang saat ini sedang dikembangkan oleh Korsel.

Militer Korsel menjelaskan bahwa HGV sebagai respon atas diluncurkannya rudal Hwasong 8 milik Korut pada September 2021 lalu.

“Karena ancaman kekuatan asimetris dari Korea Utara telah meningkat di bawah pemerintahan saat ini, rudal hipersonik, yang disebut ‘pengubah permainan’, harus dikerahkan sesegera mungkin,” ujar seorang pejabat militer Korsel.

Semua kecanggihan tersebut kemudian ditopang struktur KF-21 Boramae yang kokoh karena menggunakan puluhan ribu paku keling dan baut.

“Pesawat tidak bisa dilas karena terbuat dari aluminium dan bahan khusus lainnya. Kami merakit badan pesawat dan memasang sayap ke badan pesawat dengan mengebor banyak lubang di kedua sisi untuk memasukkan paku keling. Satu sayap membutuhkan lebih dari 10.000 paku keling,” kata Lee Il-woo, seorang insinyur senior di proyek KF-21.

“Sambil menggerakkan tangan saya di sepanjang sambungan, saya menemukan paku keling sepadat dan rapi seolah-olah dijahit dengan mesin, paku keling itu sendiri sangat halus sehingga saya bahkan tidak bisa merasakannya dengan tangan saya,” tulis Kim Jae-seob.

Selain itu melalui Hanwha System, Korsel juga berhasil membuat radar AESA secara mandiri untuk KF-21 Boramae.

“Ada banyak rahasia tentang radar AESA KF-21 Boramae yang tidak dapat diungkapkan. Radar AESA akan dipasang pada Boeing 737 dan diuji di Laut Barat mulai Februari tahun ini, dan kinerja radar AESA juga akan diuji dengan KF-21 mulai tahun depan,” ujar seorang pejabat KAI yang tak mau disebutkan namanya dikutip dari Daum.

“Radar AESA yang bisa dikatakan sebagai mata pesawat tempur ini disebut-sebut memiliki performa yang lebih unggul dibandingkan buatan China atau Rusia. Ini dikembangkan oleh Defense Science Research Institute (ADD) dan diproduksi oleh Hanwha.

Berkat radar AESA ini, KF-21 Boramae dapat melihat dan menembakkan rudal di depan pesawat tempur Korea Utara, serta pesawat tempur China dan Rusia,” ungkap Daum.