Google Hapus 1,2 Juta Aplikasi Android dari Play Store
Berita Baru, News – Di sisi lain, Google semakin serius untuk memberantas maraknya peredaran aplikasi berbahaya, dan pengembang bermasalah di layanan Play Store.
Menurut laporan Neowin, raksasa mesin pencari itu sedang meningkatkan privasi dan keamanan lebih baik lagi di Play Store.
Mengutip laporan Neowin, (7/5/2022), Google telah menonaktifkan semua aplikasi pihak ketiga yang memiliki kemampuan untuk merekam panggilan pengguna.
Perusahaan juga mengungkap bagian “data safety” di aplikasi, dan mengharuskan pengembang untuk memberikan informasi tentang data yang mereka kumpulkan dan tujuannya.
Selain itu, Google juga mengungkap data telah memblokir 190 ribu akun pengembang aplikasi berbahaya dan spam pada tahun 2021 saja.
Mereka menyebutkan, telah menghapus sekitar 1,2 juta aplikasi dari toko digital milik mereka karena telah melanggar kebijakan Google Play.
Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California, ini juga telah menutup lebih dari 500 ribu akun pengembang yang tidak aktif di Google Play Store.
Keinginan Google untuk menjadikan Play Store lebih aman bagi pengguna tablet dan HP Android. Salah satunya dengan bagian “Data Security”.
Ini adalah kebijakan aplikasi paling utama bagi pengembang, dan sebagai upaya untuk menyediakan SDK lebih aman kepada miliaran konsumen saat membuat aplikasi mereka.
Untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna, Google juga akan mulai membatasi aplikasi lama di Google Play Store.
Google menjelaskan, mulai 1 November 2022, aplikasi yang tidak menggunakan API baru dua tahun setelah OS Android dirilis tidak akan muncul di pencarian.
Aplikasi apa pun yang termasuk dalam kategori tersebut akan keluar dari Play Store mulai 1 November.
Pengguna yang meng-update perangkat mereka secara teratur “diharapkan akan menyadari potensi penuh dari semua perlindungan privasi dan keamanan yang ditawarkan Android”.
Google Bakal Hapus Informasi Pribadi dari Hasil Pencarian
Google juga mengizinkan pengguna untuk meminta data pribadinya dihapus dari hasil pencarian. Namun, sebelumnya Google hanya mengabulkan permintaan pengguna untuk menghapus data pribadi mereka dalam kasus doxxing dan penipuan keuangan.
Berikut informasi yang bisa dipertimbangkan Google untuk dihapus dari hasil pencarian:
- Nomor Identitas dari negara seperti nomor jaminan kesehatan atau nomor informasi pajak.
- Nomor NIK
- Nomor rekening
- Nomor kartu kredit
- Gambar dengan tanda tangan di dalamnya
- Gambar foto identitas
- Rekam data rahasia, seperti data medis
- Informasi kontak personal seperti alamat fisik, nomor telepon, alamat email
- informasi login rahasia