Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Virtual

Orang Dewasa dengan Banyak Teman Virtual Ternyata Merasa Kesepian



Berita Baru, Inggris – Aplikasi obrolan video dengan teman virtual untuk panggilan kerja, disinyalir telah menjadi penyelamat komunikasi bagi banyak orang di tengah pandemi Covid-19.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa aplikasi seperti Houseparty dan Zoom tidak membantu orang dewasa yang lebih tua, malah sebenarnya meningkatkan perasaan kesepian.

Para peneliti dari Universitas Lancaster menemukan bahwa di atas 60-an yang memiliki lebih banyak kontak virtual selama pandemi mengalami kesepian yang lebih besar daripada mereka yang menghindari obrolan video.

Dr Yang Hu, yang memimpin penelitian, mengatakan: “Temuan kami menunjukkan bahwa meskipun digitalisasi cepat di Inggris dan di tempat lain, sarana interaksi sosial virtual tidak dapat menggantikan kontak langsung dalam mendukung kesehatan mental orang tua.”

Dalam studi tersebut, tim menganalisis data dari 5.148 orang tua di Inggris dan 1.391 di AS, yang disurvei sebelum (2018-2019) dan selama (Juni 2020) pandemi.

Survei tersebut mencakup pertanyaan tentang bagaimana peserta menggunakan berbagai bentuk interaksi dengan keluarga dan teman-teman mereka, dan tentang kesejahteraan mental mereka.

Virtual interactions – such as phone calls, texting, online audio, video chat and social media – were not linked with improved mental wellbeing, and actually increased feelings of loneliness (stock image)
Interaksi virtual – seperti panggilan telepon, SMS, audio online, obrolan video, dan media sosial – tidak dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan mental, dan justru meningkatkan perasaan kesepian.

Hasilnya mengungkapkan bahwa di kedua negara, orang dewasa yang lebih tua yang mengaku lebih sering berinteraksi langsung dengan teman dan keluarga selama pandemi memiliki kesejahteraan mental umum yang lebih baik.

Namun, interaksi virtual seperti panggilan telepon, SMS, audio online, obrolan video, dan media sosial tidak dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan mental, dan justru meningkatkan perasaan kesepian.

Sementara alasan untuk ini masih belum jelas, para peneliti menyarankan ada sejumlah faktor yang berperan.

“Ini berkaitan dengan serangkaian faktor yang kompleks, seperti akses digital, keterjangkauan perangkat, pengetahuan teknologi, dan potensi tekanan digital di antara populasi yang menua,” jelas Dr Hu.

Tim berharap temuan ini akan mendorong pembuat kebijakan dan dokter untuk mengatasi kemungkinan krisis kesehatan mental yang membayangi di tengah populasi yang menua.

Dr Yue Qian, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan: “Pembuat kebijakan dan praktisi perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan mengurangi potensi implikasi yang tidak diinginkan dari respons pandemi yang berpusat pada rumah tangga untuk kesejahteraan mental.”

“Di luar konteks pandemi, temuan ini juga menunjukkan perlunya memungkinkan ikatan antar rumah tangga yang kuat untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat dalam jangka panjang.”